KLIKSULTRA.ID, KONAWE SELATAN – Oknum wartawan, Nur Salim bersama Istrinya dilaporkan ke polisi soal dugaan tindak pidana penganiayaan.
Terduga kedua pelaku ini dilaporkan Camat Angata, Laanda.
Disaat bersamaan, Nur Salim juga melaporkan Laanda ke Polsek Angata, dengan materi laporan yang sama.
Di mana, sebelum terjadi saling lapor melapor, keduanya sempat adu mulut.
Laanda melaporkan Nur Salim ke Polsek Angata, setelah beberapa jam terjadinya dugaan penganiayaan yang dilakukan terlapor, Sabtu (25/5/2024) kemarin.
Ia menerangkan, terduga pelaku telah melakukan tindak pidana penganiayaan dengan cara mencakar pada bagian belakang punggung bawah ketiak, hingga baju korban sobek.
Luka yang dialami korban, dibuktikan dengan hasil visum dokter.
“Saat ini laporan saya sudah dilimpahkan ke Polres Konsel,” kata Laanda, Sabtu (2/6/2024).
Lebih jauh, Laanda menerangkan, perihal pelaporannya ke polisi, bermula saat dirinya hendak berpergian ke Kota Kendari, dengan tujuan ingin menemui Ketua MPO HMI Konsel, Indra Dapa guna meluruskan tudingan dugaan pungli yang dialamatkan kepada dirinya.
Namun ditengah perjalanan, Laanda Makati bertemu Nur Salim. Nur Salim diketahui ikut memuat berita tudingan pungutan liar (pungli) lewat media massa tempat dia bekerja.
Saat Nur Salim tepat berada di hadapannya, Laanda meminta agar Nur Salim tidak menyebarkan berita dan ikut-ikut memposting soal dugaan punglinya di media sosial (Medsos) Facebook yang belum bisa dipastikan kebenarannya, dan berujung pada fitnah.
“Bahasanya Salim di Facebook itu Camat arogan, tungguko saya kasih repot kau. Saya bilang ke dia, kalau itu benar silahkan laporkan di polisi. Kemudian, dia bilang, saya ini wartawan, apa saja saya mau posting boleh,” ucap Camat Angata.
Laanda lalu kembali menyahuti jawaban Nur Salim, dengan mengajak Nur Salim ke kantor polisi untuk melaporkan tuduhan pungli dan membuktikan secara hukum, Nur Salim pun saat itu menyepakati.
Sesaat Laanda dan Nur Salim beranjak menuju mobil milik Camat Angata itu, sembari tangan Nur Salim dirangkul Laanda, tiba-tiba Nur Salim berontak, menunjuk ke arah Camat Angata tersebut.
“Dia kata-katai saya dengan menyebut Camat, orang tua apa kau, dia dorong saya, sempat saya terjatuh. Tapi ada yang lerai. Tiba-tiba muncul lagi istrinya ikut mendorong, pegang bajuku sampai dia cakar saya,” jelas dia.
Namun anehnya, pasca kejadian tersebut, justru yang tersebar menganiaya adalah Camat Angata.
Padahal, kata dia, Ia merasa tidak pernah melakukan penganiayaan.
Menurutnya, sebagai kepala pemerintahan di Kecamatan Angata, sekaligus orang yang dituakan tidak mungkin melakukan hal-hal dapat merugikan dirinya.
“Kalaupun iya, saat itu saya hanya menangkis saat Nur Salim tunjuk-tunjuk saya sampai jarinya hampir masuk di mata saya. Jadi saya hanya menangkis dan sistem bertahan saat itu, dan itu benar,” pungkasnya. (*)