KLIKSULTRA.ID, KENDARI – Eks Koordinator BEM Nusantara Sulawesi Tenggara (Sultra), Akhyar menyikapi terkait upaya perbaikan jalan rusak di Sultra, Rabu (10/5/2023).
Akhyar mengatakan, pelaksanaan perayaan ulang tahun Sultra ke 59 tengah berlangsung dengan semangat tinggi.
Acara ini, menurut dia, tidak hanya menjadi momen perayaan, tetapi juga menjadi tonggak kebangkitan pembangunan di Sultra.
Masih banyak tugas yang harus diselesaikan Gubernur Alimazi dan Wakil Gubernur Lukman Abunawas.
Terutama dalam mengatasi masalah infrastruktur, seperti perbaikan ruas jalan yang telah lama rusak di Sulawesi Tenggara.
“Jalan yang rusak, yang menjadi kewenangan Pemerintah Daerah Sultra untuk diperbaiki, sudah mengalami kerusakan bertahun-tahun, tetapi belum ada realisasi dari pemerintah Sultra untuk memperbaikinya,” kata Akhyar.
Akhyar juga menyebutkan, kerusakan jalan terjadi hampir di setiap kabupaten di Sultra, seperti di Konawe, tepatnya di Abuki, Motaha Konsel, Langgikima Konut, dan masih banyak lagi.
Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa Sulawesi Tenggara masuk dalam 10 provinsi dengan ruas jalan rusak terpanjang.
Total panjang jalan yang rusak di Provinsi Sultra mencapai 3.023 kilometer.
Dampak dari kerusakan jalan ini dirasakan oleh masyarakat yang akan melintas, karena banyak jalan yang rusak parah, berlubang, bahkan ada yang sudah seperti sawah.
“Saya berharap Pak Gubernur Sultra dapat langsung mengecek jalan-jalan rusak di Sultra dengan menggunakan mobil dinasnya yang mewah, Alphard. Dengan demikian, beliau dapat merasakan sendiri kondisi jalanan yang kami hadapi,” tegas mantan Koordinator BEM Nusantara Sultra ini.
Perayaan ulang tahun Sultra yang ke-59 menjadi momen penting untuk membangkitkan semangat pembangunan di wilayah tersebut.
Dengan perhatian dan tindakan yang tepat dari pemerintah, diharapkan kerusakan jalan di Sultra dapat segera diperbaiki, sehingga masyarakat dapat merasakan kemudahan dan keamanan dalam mobilitas sehari-hari.
“Semoga perayaan ini tidak hanya menjadi ajang perayaan semata, tetapi juga menjadi titik awal perubahan yang nyata untuk Sulawesi Tenggara yang lebih baik,” tandasnya. (*)