Opini  

Merancang Budidaya Walet dengan Pemanfaatan Rumah Kosong

Budidaya Burung Walet. (Foto: Istimewa).

Penulis: Nazwar, S Fil I M Phil (Penulis Lepas Lintas Jogja Sumatera)

KLIKSULTRA.ID, OPINI – Ruang kosong dan walet adalah satu kesatuan tempat dan penghuni. Walet sebagai koloni unggas gemar menempatkan sarangnya tidak seperti kebanyakan  jenis burung lain yang memanfaatkan pohon, rantung dan daun untuk menenggerkan sarangnya.

Selain itu, sarang walet terbuat khas yaitu dari air liuarnya yang menjadikannya bermanfaat untuk pemilik bangunan atau ruang/kamar kosong di mana dapat terdapat sarang walet.

Air liur walet dikenal memiliki banyak khasiat bagi kesehatan manusia. Diyakini mengandung banyak kebaikan untuk fisik manusia, sarang murni walet dapat dijadikan sebagai komoditas yang ekonomi yang tinggi.

Perawatan yang cenderung sederhana membuat banyak kalangan yang berusaha meraih keuntungan dengan membudidayakannya.

Ruang kosong seperti kamar yang sudah tidak dihuni atau sengaja membuat bangunan kosong sudah dapat mengundang kawanan walet untuk menghuni kemudian memanfaatkan sarangnya untuk diolah dan bernilai ekonomi.

Jika di perkotaan terutama kota-kota besar masih jarang terlihat sarang walet dalam partai besar, namun dapat banyak ditemukan di wilayah yang masih berpenduduk sepi atau tidak padat penduduk terlebih di pedesaan.

Selain kenyamanan masyarakat dari populasi besar walet yang dapat menimbulkan suara yang terus-menerus selama terdapat waletnya, kenyamanan bagi walet sendiri sebagai hewan dengan kategori liar (ketegori unggas “feral”) untuk mengundang dan kemudian menjaga habitatnya di tempat tersebut.

Mengingat pertimbangan penanganan dan keuntungan ekonomi, budidaya walet dapat menjadi kesempatan besar untuk pemanfaatan semisal menyalurkan hobi, mengisi waktu luang serta menambah pundi-pundi rupiah. Pemanfaatan lain adalah pada bangunan atau rumah kosong dari keterbengkalaian.

Hanya beberapa langkah saja yang diperlukan dalam pembudidayaan, pemanfaatan dan penanganan terhadap berbagai persoalan yang dapat ditemui dalam penangkaran walet, berikut di antaranya:

Pertama, kontrol terhadap populasi burung selain walet. Burung Sriti adalah yang paling sering dan paling dekat kemiripannya secara postur dan warna dan paling banyak tergabung dengan koloni walet. Maka, yang panting untuk diambil langkah adalah memantau secara berkala populasinya.

Tidak dengan mengusir atau menyakiti burung lain selain walet tersebut, namun pengontrolan populasi selain walet terhadap lokasi sasaran adalah dengan menukar telur dan dengan menggantinya dengan telur walet.

Kontrol terhadap populasi burung dalam koloni walet juga bermanfaat dalam rangka menjaga dan meningkatkan populasi walet. Sebab tidak jarang sesama hewan tersebut menjadi saling mangsa (kanibal) dan dapat mengancam eksistensi walet di lokasi yang dimaksudkan.

Kedua, lokasi yang nyaman. Kenyamanan lokasi sebagaimana sempat disinggung di atas bahwa penting untuk mempertimbangkan kenyamanan keduanya yaitu antara masyarakat dengan koloni walet yang dibudidayakan.

Lokasi yang nyaman untuk walet khususnya menjadi tempat sebagai habibat kawanan walet. Selain itu, penting untuk mengusahakan izin dan berbagai administrasi terkait membuka usaha yaitu budidaya walet rumahan tersebut sebagai aturan yang berlaku untuk kebaikan.

Kondisi lengang dari penduduk atau penghuni rumah terbukti dapat mengundang kawanan walet secara begitu saja. Di sini lah keuntungangannya, kemudahan cara dan modal relatif tidak ada dalam pengadaan walet (terkecuali pembangunan gedung/rumah).

Pertimbangan kenyamanan sebagaimana yang dijelaskan pada paragraf sebelumnya yang lebih diutamakan.

Ketiga, pemanfaatan kotoran walet. Sebagaimana hewan atau unggas lain, kotoran walet dapat dimanfaatkan untuk pemumukan tumbuh-tumbuhan baik dalam bentuk olahan sebagai campuran bahan pupuk lain, juga dapat dilakukan secara langsung kepada berbagai jenis tumbuhan karena aman dan bersifat alami.

Walet tidak pernah membuang kotorannya tepat di sangkarnya sehingga sangkarnya yang terbuat dari air liurnya sendiri tersebut bersih dari kotorannya. Walet biasa membuang kotorannya tersebut di luar terutama di sekitar sangkar sehingga pembudidayanya dapat menyiapkan sejenis wadah di sekitar bawah sarangnya juga untuk menjaga kebersihan dan higienis tempat/lokasi dari kotoran walet.

Demikian langkah praktis yang memang praktis dalam membuat, merawat dan pemanfaatan dalam budidaya walet jika dilakukan secara seksama; mudah, ringan dan menguntungkan. Budidaya walet terbukti banyak membawa manfaat, keuntungan termasuk menjadi hiburan tersendiri bagi pelakunya.