Sultra  

Sempat Diblokade, Jalan Poros Motaha-Lambuya Sudah Bisa Dilintasi Terkecuali Mobil 10 Roda

Avatar photo
Negosiasi pemerintah, kepolisian, pihak perusahaan dengan Aliansi Masyarakat Kecamatan Puriala Menggugat (AMKPM), Kamis (30/3/2023). (Foto: Istimewa).

KLIKSULTRA.ID, KONAWE – Jalan poros Motaha-Lambuya yang terletak di Desa Wonua Morome, sudah bisa dilintasi, Kamis (30/3/2023).

Sebelumnya, jalan tersebut diblokade oleh Aliansi Masyarakat Kecamatan Puriala Menggugat (AMKPM) pada Rabu (29/3/2023) kemarin.

Pemblokadean tersebut buntut daripada tuntutan massa aksi yang belum terealisasi.

Koordinator lapangan, Aldi Lamoito mengatakan, tuntutan tersebut menolak keras pengangkutan batu gunung yang dilakukan oleh PT WIKA dengan menggunakan mobil 10 roda yang telah menyebabkan kerusakan infrastruktur seperti jalan dan jembatan.

Kedua, tidak adanya transparansi (sosialisasi) dari pihak perusahaan terhadap masyarakat setempat terkait adanya kegiatan pengangkutan batu dan menggunakan jalan di Puriala-Uepai.

“Ketiga, tidak adanya pembatasan muatan terhadap kendaraan yang melakukan pengangkutan batu (over load dan over kapasitas) yang dapat mengakibatkan terjadinya kecelakaan roda dua maupun roda empat,” jelas Aldi.

Aksi tersebut alot di hari pertama akibat belum adanya kesepakatan bersama dari pihak perusahaan, pemerintah dan pengunjuk rasa.

Namun memasuki hari kedua, Kamis (30/3/2023), masing-masing unsur terkait menemui para massa aksi dan merembungkan bersama.

Setelah beberapa lama bernegosiasi, mereka pun menyepakati jalan poros bisa dilintasi kendaraan roda dua, roda empat, terkecuali kendaraan 10 roda.

“Kami tetap mengizinkan kendaraan roda dua, empat dan enam tapi terkecuali kendaraan 10 roda jangan melewati tempat ini,” tegas Aldi.

Terpisah, Pemerintah Daerah Konawe yang diwakili Camat Puriala, Jasmin menuturkan, jika DPRD Provinsi telah mengatensi permintaan tuntutan unjuk rasa.

Dalam waktu dekat, Jasmin akan menemui Ketua DPRD, H Abdulrahman Saleh sebagai tindak lanjut aspirasi massa aksi.

“Begitupula pimpinan saya Sekretaris Daerah (Sekda) Ferdinand Sapan sudah mengetahui permasalah ini. Besok, Jumat (31/3) mengajak teman-teman pengunjuk rasa untuk ke ruangan pak sekda,” tutur Jasmin.

Sekitar pukul 17.50 WITA, massa aksi membubarkan diri, dan polisi menyingkirkan kayu dan batu di ruas jalan poros.

Pengendara motor dan pengemudi mobil yang melewati jalan tersebut sudah bisa dilewati. (*)